SI KAKANG & SI TATA
16 - MY PORN
Malam ini jam di dinding menunjukkan 20:44 dan aku sedang meneruskan pekerjaan kantor yang aku bawa ke rumah. Hari Jum’at memang pekerjaanku lebih banyak dari hari-hari biasa. Maka dari itu, aku bawa ke rumah pada Kamis malam untuk mencicil dan Tata sudah mengerti kebiasaan ini. Ia sendiri sibuk dengan personal computer, membuat daftar pengeluaran rumah tangga dalam excell.
”Kaaang...” dari ruang tengah Tata terdengar memanggilku.
”Ya sayang?”
”Neng sebel sama Kakang,” ujar Tata sambil cemberut. Pandangannya lurus ke depan monitor sementara kedua tangan dilipat diatas perut.
Penuh hostilitas
Aku segera menghampiri Tata.
”Kok Neng sebel sih sama Kakang?”
”Itu gara-garanya,” Tata menunjuk ke arah monitor. Aku otomatis langsung melihat. Ooops... ternyata Tata telah ’menemukan’ koleksi gambar-gambar khusus dewasa yang aku simpan di folder bernama ’Windows Temp.’
Oke, sekarang kita bahas sebentar.
Kenapa aku menyimpan gambar-gambar tersebut di folder bernama ’Windows Temp?’ karena terlalu mustahil untuk menyimpannya di folder yang bernama ’My Porn’ misalnya.
”Ngapain sih Kakang, ngoleksi gambar-gambar kayak gitu?”
”Eh... uhm... ehm...”
”Kan sebel liat kayak gitu.”
”Tapi kan buat inspirasi Neng...”
”Inspirasi apa Kang?”
”Yaaa... inspirasi kalo kita... ’itu’...”
”Jadi Neng ga bisa ngasih Kakang inspirasi?”
”Ngga sayang, bukan gitu maksudnya...”
”Trus apa?”
”Neng ngerti dong...”
”Ngga... Neng ga ngerti dan Neng ga mau ngerti. Kakang nih aneh-aneh ajah.”
”Neng... ngga apa-apa kok ya...”
”Ngga apa-apa gimana sih Kang?”
”Maksud Kakang, kita ga perlu berantem kan gara-gara ini?”
”Perlu.”
”Ngga perlu ya Neng...”
”Perluuuu.”
”Neeeng...”
”Pokoknya Kakang harus nge-delete semua gambar-gambar ini,” ujar Tata ketus.
Whaaaaaaaaaaaat? Semua gambar-gambar yang sudah aku kumpulkan dari tingkat III kuliah harus aku delete malam ini? Tidaaaaaaaak...
”Jangan dong sayang... ”
”Pokoknya delete!”
”Ngga!”
”Delete!”
Tiga jam kemudian...
”Delete!”
”Jangan!”
”Deleteeeeeeeeeeeeeeee!”
”Neng, please...”
Tata lalu beranjak. Masih dengan muka dendam, tangan dilipat, kening berkerut.
”Kakang nyebelin.”
”Neng...”
”Delete ngga Kang?”
”Nggg... nggg... kan sayang Neng kalo di delete semua.”
Tata lalu masuk kamar, sebelum menutup pintu terdengar ia berteriak.
”Kakang lebih sayang sama Aria Gi*beeeeeeeeep* daripada sama Neng.”
posted by Ninit
No comments:
Post a Comment