Thursday, August 19, 2004

mahasiswa ITB 'kurang' dr segi sosial-emosional (?)

dari awal minggu ini kampus sudah mulai rame lagi. ternyata sudah waktunya mahasiswa kembali ke kampus - sesudah cukup lama meliburkan diri dari dunia akademis, atau mengerjakan kegiatan lain di luar kampus. mahasiswa lama sibuk dengan mengambil formulir, ketemu dosen wali, menentukan kelas yang akan diambil, menghitung sks, meminjam pensil 2B untuk isi formulir...dst....dst....dst.



sebagian orang mulai agak panik dengan semakin dekatnya waktu untuk membayar SPP. bagi mereka yang berkecukupan, mungkin hal ini tidak menjadi masalah. tapi bagi mereka yang kurang beruntung, atau sudah memutuskan untuk tidak kembali berpangku tangan ke orang tua.... hal seperti ini mulai menggerogoti. pikiran 'dapet uang dari mana lagi ya?' sering melintas di kepala.

tapi yang baru di kampus adalah MAHASISWA ANGKATAN 2004. semenjak beberapa hari yang lalu, secara bertahap mereka sudah mulai aktif di kampus. ada pengambilan formulir, ada psikotest (di ITB ini mulai diterapkan pada mahasiswa baru semenjak tahun 2000). mereka mengikuti test ini tepatnya di GKU lama. sebuah gedung yang bagi orang baru akan cukup membingungkan karena terlalu banyak tangga. yang menarik adalah siang tadi saya terlibat obrolan singkat dengan salah soerang dosen. katanya mahasiswa ITB, khususnya yang pernah atau bahkan 'sekolah' di BIMBEL, mereka cenderung pintar menghafal dan bukan logika. karena itu sebagian dosen agak berat mengajar karena harus merombak dari awal. tapi tadi sempet juga ketemu salah seorang psikolog yang melakukan test dan menganalisa hasilnya dari beberapa tahun yang lalu. pada dasarnya (umumnya-red), mahasiswa ITB daya hafalnya cukup baik (karena ternyata daya hafal ini termasuk bagian dari intelegensia) -> so overall, intelegensianya baik. TAPI, kemampuan sosial dan emosialnya cenderung kurang. jadi ingat, beberapa waktu yang lalu ada email dari seorang alumni ITB yang kerja di salah satu perusahaan besar di Indonesia. mereka 'protes' sama ITB, karena ternyata lulusan ITB itu 'pintarnya untuk sendiri', atau ya.... kasarnya ya itu tadi, secara sosial-emosional kurang.

Nah... bagi yang merasa sebagai lulusan, atau bahkan calon lulusan ITB, bagaimana perasaan anda? dan persiapan anda untuk menghadapi masa depan?

No comments: